Kenapa perpisahan
selalu berakhir menyedihkan ?
Padahal aku belum
mengatakan yang sebenarnya padanya. Jika aku mengatakan ‘Aku mencintaimu’
padanya lebih awal, apa dia akan membalas cintaku atau bahkan dia akan diam
seribu bahasa, bingung mau menjawab apa. Ingin sekali aku mengetahui
jawabannya, tapi mungkin aku tidak akan sanggup jika jawabannya bertolak
belakang dengan keinginanku.
Kenapa harus ada cinta bertepuk sebelah tangan
?
Jika saja tidak ada,
pastilah banyak orang yang sekarang ini bahagia. Jika saja..
Untuk saat ini
mungkin aku harus puas dengan hanya ‘mencintai dalam diam’. Melihatnya dari
kejauhan saja sudah membuatku senang, apalagi bertatapan mata dan juga
berbicara dengannya.
“Tidakkah kau tau
saat aku ada didekatmu aku sangat senang ?”
“Alangkah senangnya
diriku jika kau mengetahui kalau aku menyukaimu ?” Setidaknya jika kau tahu
berarti rasa cintaku tersampaikan. Tak apa jika kau pura-pura tidak tahu
tentang itu, aku tidak mempermasalahkannya. Sungguh !!
Hanya mengetahui
kalau kau tahu perasaanku saja sudah membuatku bersyukur. Sebelum aku pergi
setidaknya aku ingin membuat suatu kenangan denganmu, apalagi saat itu kau ada
tepat didepanku. Betapa senangnya saat itu aku, paling tidak aku tidak akan
bingung mencari keberadaanmu. Tapi apa yang kulihat watku itu benar-benar telah
menghancurkanku. Semuanya sirna tertiup angin pagi itu.
Aku hanya tak habis
pikir, kenapa disaat hari terakhirku disana, kesedihan dan terluka yang aku
dapatkan. Bukan kebahagiaan dan rasa haru yang aku rasakan. Kenapa ??
Semua harapan yang
kupendam selama ini hancur bagaikan debu. Debu yang tak bisa kembali menjadi
wujudnya yang semula. Mungkin memang lebih baik aku tidak mengenalmu dari awal.
Seharusnya aku memilih itu daripada mengenalmu tapi berakhir luka seperti ini.
Luka yang mungkin sulit untuk disembuhkan.
Waktu memang
menyembuhkan luka, tapi aku ragu waktu bisa menghilangkan bekas luka itu.
21
Desember 2012, Saat hujan mulai Nampak dan membasahi bumi
Alexa
0 komentar:
Posting Komentar