Judul : Anger, Laugh and Love
Nama Penulis : Satori Tae
Alih Bahasa : Ine Martiana
Editor : Widya Erweniati
Desain Grafis : Heru Lesmana
Penerbit : m&c!
Tanggal Terbit : 2012
Edisi : Cetakan Kedua
ISBN : 978-602-21-0549-7
“Dengan mengubah cara pandang dan cara
berpikir, mungkin kau bisa menjadi orang yang paling bahagia dibanding
siapapun.” — Satori Tae
Manga
ini masih bercerita seputar kisah anak remaja. Dengan cover yang berwarna pink,
semakin memperjelas cerita di dalam manga ini. Dan tentunya novel ini berlabel
“Best Seller” yang pastinya isi dalam cerita ini bagus.
Anger,
Laugh and Love yang ditulis/digambar oleh Satori Tae ini merupakan kumpulan
cerita pendek. Semuanya berjumlah tiga-cerita. Kisah pertama adalah milik judul
cover : Anger, Laugh and Love mengisahkan tentang seorang gadis remaja bernama
Shoko yang harus menjadi pembantu Arata —cowok pintar yang populer sebagai
balasan karena telah menyelamatkan dirinya saat memecahkan vas milik kepala
sekolah. Karena itu, hampir setiap hari Shoko harus bangun pagi dan pergi ke
rumah Arata untuk membersihkan rumah milik cowok itu dan memasakkan makanan
untuk Arata dan adiknya yang masih SD.
“Aku nggak lagi menyuruhmu membantu,
karena nggak mau mengikatmu lagi. Aku ingin kamu ada di sampingku karena kamu
mau.” — Arata Miura
Okay,
mungkin
agak berlebihan ya, tapi aku cukup kaget saat baca novel ini. Bukan karena
alurnya yang tak terduga, bukan. Melainkan, adiknya Arata yang bisa dibilang
cukup tidak wajah jika masih SD. Dia tampan —tentu saja, tinggi —itu pasti dan
sikapnya seperti sudah dewasa,
mirip
kakaknya, Arata. Dia terlalu dewasa untuk ukuran anak SD, mungkin jika SMP,
masih bisa masuk di akal. Well, saya terlalu banyak mengkritik ya! Shock
sih sebenarnya *hehe.
“Dirimu yang pintar dan dikelilingi
perempuan, dan dirimu yang memaksa aku membantumu, semuanya adalah dirimu
sendiri. Tapi yang paling penting, yang mana dirimu yang kamu sukai?”
— Shoko Yoneda
Kisah
kedua adalah The Promise, mengisahkan tentang perjuangan seorang laki-laki
bernama Kou Ilda yang sedang sakit. Dia hampir saja menyerah dengan
penyakitnya. Kou depresi dan tidak pernah tersenyum. Tapi setelah bertemu Nao,
Kou memutuskan untuk menjalani operasi walaupun kata dokter operasi itu bisa
merenggut jiwanya.
Cerita
ini sungguh membuat saya berlinang airmata. Ceritanya menyesakkan dada.
Pengorbanan seseorang untuk tetap hidup walau takdir berkata lain. Aku sampai
sesenggukan waktu membaca surat Kou untuk Nao. “Teruslah Hidup, Nao!”
“Dengan menjadi kuat, kamu membuktikan
bahwa kamu sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi kamu harus lebih percaya diri.”
— Kou Ilda
Kisah
yang terakhir adalah First Love, mengisahkan tentang seorang gadis bernama
Terayamada— seorang perempuan paling kuat se-Jepang dan populer di sekolahnya.
Tapi jangankan punya pacar, jatuh cinta saja belum pernah tiba-tiba mendapat
pernyataan cinta dari seorang laki-laki bernama Masaya Nakajo. Masaya secara
mengejutkan mengubah imej Terayamada menjadi seorang perempuan yang feminim.
Salut
dengan Masaya yang bisa dibilang laki-laki gentle karena menyatakan cinta
langsung di depan orang banyak di Shourinji dan mampu mengubah Tarayama yang
memang terlihat tomboy menjadi seorang yang feminim. Dua jempot buat keberanian
Masaya!!
“Untuk perempuan kuat sepertiku, cinta
adalah sesuatu yang mustahil.” —Terayamada
0 komentar:
Posting Komentar