Ini coretan saya saat sedang kacau. Ya,
karena menurut saya kita akan jujur pada hati kalau dengan keadaan kacau dan
berantakan. Coretan ini sudah lama ingin saya publish tapi belum benar-benar
ingin. Dan dengan adanya Hibah Buku Corat Coret di Toilet, saya jadi punya
alasan buat mem-publishnya *hehe. Coretan ini adalah coretan yang memang ingin
saya corat-coret di toilet kamar mandi perempuan di sekolah sendiri, soalnya
kalo di toilet laki-laki takut ketahuan, eh nanti dikatain macem-macem lagi.
Nggak jadi nyoret-nyoret malah kena malu jadinya haha.
Rapuh
Rapuh
hati ini.
Sudah
tidak bisa disembuhkan.
Luka
yang mengaga, cukup lebar. Selebar gunung.
Akahkah terus terluka?
Iya… dan selamanya.
Tak akan ada yang bisa menyembuhkan.
Cukup sakit hingga membuat dada
sesak.
Tangisan
Selalu
dan selamanya.
Sendiri.
Gelap dan menakutkan.
Tidak
ada yang tahu.
Tidak
ada yang mau.
Hanya bayangan.
Bayangan seseorang yang sama.
Tidak dianggap, itulah kenyataannya.
Sakit, sudah biasa.
Adakah ?
Adakah?
Mungkin
tidak. Mungkin Iya.
Berapa
lama lagi?
Bisakah
berhenti sekarang?
Atau
aku saja yang menghentikannya?
Bisa.
Tentu saja.
Untuk alasan kenapa ingin mencorat-coret
tulisan itu di toilet karena ingin saja. Mungkin dengan menulisnya di toilet
segala resah dan kesal-ku terobati. Semua kekesalan dan kemarahan yang tidak
bisa saya ungkapkan selama ini. Coretan itu bisa dibilang curhatan hati sih.
Dan semoga yang membaca tulisan saya ini mengerti artinya ya! Hehe.
kalaupun aku tidak jua mengerti, semoga keresahan dan kekesalanmu terobati. Selamat berpuisi. :)
BalasHapusAmin~ kakak^^
Hapuswah wah. penyair kamar mandi nih. haha
BalasHapusjarang2 nemuin puisi di toilet
haha ini juga baru sekali coba.
Hapus