Judul : A Girl’s Melancholy
Nama Penulis : Taamo
Alih Bahasa : Febrian Anantasyah
Editor : Febby Ismiyati
Artistik : Beatrix Saroya
Penerbit : m&c!
Tanggal Terbit : 2012
Edisi : Cetakan Kedua
ISBN : 978-602-21-0503-9
Ini adalah manga pertama yang saya baca setelah hampir dua tahun setengah fakum membaca manga. Rasanya seneng banget karena kembali bisa melihat karakter para tokohnya dari mimik yang diciptakan oleh para penulisnya.
A
Girl’s Melancholy yang ditulis/digambar oleh Taamo ini merupakan kumpulan
cerita pendek. Semuanya berjumlah lima-cerita dan tidak ada satu pun yang tidak
saya suka. Saya menyukai semua cerita pendek dalam manga ini.
Kisah
pertama adalah milik judul cover : A Girl’s Melancholy, mengisahkan tentang
permasalahan yang biasa terjadi oleh anak SMA. Bisa dibilang ini adalah kisah
yang biasa kita lalui saat menginjak bangku SMA. Mulai dari pertemanan yang
rusak, kesalahpahaman, dan “Gang”. Di kelas Eiko semua temannya punya yang
namanya “Gang” mulai dari klub ballet, tukang dandan dan grup anak-anak yang
agak pemurung. Tapi setelah kedatang murid baru bernamaIzumi Kitahara, semua
permasalahan yang ada di kelas Eiko terselesaikan.
“Kegembiraan dan kesedihan adalah
melankolis bagi para gadis.” — A Girl’s Melancholy
Kisah
kedua adalah Firefly Rain, mengisahkan tentang pertemuan tak sengaja seorang
laki-laki bernama Kazumi dengan Chisato Tanaka—gadis pindahan dari Saitama ke
Kyoto di sebuah hutan dengan hujan kunang-kunang yang mengelilingi mereka.
Romantis, kan?
“Itulah hari ketika hujan cahaya turun.
Karena kau ada di sana, kurasa kita dapat bertemu lagi.”
— Firefly Rain
Kisah
ketiga adalah Peter Pan Monochrome, mengisahkan tentang seorang gadis bernama
Mio yang belum siap menjadi dewasa dan berharap Peter Pan mau membawanya pergi
ke Neverland *mungkin yang Mio maksud sebagai Peter Pan adalah Koichi Higashi
—teman sekelasnya.
“Tidak ada yang berubah. Yang tersis
karena kedewasaanku adalah luka hati dan rasa bersalah. Waktu berlalu dengan
kejamnya. Dan Peter Pan telah tiada.” — Mio
Kisah
keempat adalah Silver Tear And Snow, yang mengambil porsi paling banyak dalam
manga ini, berkisah tentang seorang kakak—Sanada yang selalu menjadi sinterklas
untuk memenuhi keinginan adiknya—Miharu dihari Natal. Dia juga selalu
memberikan hadiah Natal kepada adiknya. Sungguh kakak yang baik, bukan?
“Setelah berkata begitu dan berlari
pulang telingamu pun memerah. Padahal kau’kan cuma rusa.” —
Sanada
Dan
kisah yang terakhir adalah Doctor and A Little Witch, yang mengambil porsi
sangat sedikit dalam manga ini, mengisahkan tentang seorang penyihir wanita
cerdik yang tertarik pada seorang dokter yang bekerja di ruang kesehatan
sekolah yang dulunya juga seorang penyihir ulung.
Setelah
membaca manga ini. Ketertarikanku dengan manga semakin bertambah. Sebenarnya
aku juga tidak bisa mengatakan manga ini bagus, tapi melalui mimik para tokoh
dan ekspresi-ekspresi tak terduganya membuatku tetap menyukainya. Apalagi manga
hampir banyak menggunakan gambar, sehingga pembaca juga bisa mengetahui
bagaimana ekspresi setiap tokohnya.
Dan,
dalam manga ini aku sangat menyukai tokoh Koichi Higashi dalam cerita Peter Pan
Monochrome.
“Meski Tink selalu menyukai Peter Pan.
Peter Pan yang pelupa akhirnya benar-benar melupakan Wendy.”
—Mio
Terima kasih sudah mengikuti challenge yang aku buat dan sudah memulai review komiknya (padahal yang ngadain belum ada review samsek, uhuk #abaikanini)
BalasHapusAku jadi penasaran dengan komik ini, terutama dengan cerita yang pertama sih. Somehow, tema galau itu adalah tema yang paling aku suka saat baca manga #heh
Tetap semangat ya untuk membuat reviewnya. Reviewnya bagus loh ^^
Sincerely, Shen Meileng
Makasih kak^^ semoga tetap konsisten buat Review manganya. :)
HapusHalo, salam kenal :)
BalasHapuswah ada best seller-nya tapi aku belom pernah tau. nice review :D
makasih, wajib baca pokoknya. Ceritanya banget lho! hehe
Hapus