"Diikutkan untuk Ramadhan
Giveaway dengan tema [Wedding]."
Tidak
ada yang berubah di pantai ini. Pantai Harlem, surga kecil di Jayapura.
Begitulah wisatawan menyebutnya. Sudah lebih dari lima tahun aku tidak
mengunjungi pantai ini dan juga kampung halamanku, Tablanusu, tempatku lahir
dan tumbuh. Kesibukanku di Jakarta dan penatnya pikiran, membuatku berinisiatif
untuk berkunjung ke pantai Harlem sekaligus menengok kampung halaman. Tidak ada
yang berubah. Hanya saja pantai Harlem lebih ramai daripada dulu saat aku masih
kecil.
Aku
menyusuri pesisir pantai Harlem dengan bertelanjang kaki, membiarkan kakiku
merasakan lembutnya pasir putih yang terhampar. Aku merindukan suasana nyaman
yang tidak kudapat di Jakarta, Aku merindukan deburan ombak yang mengenai kaki.
Dan aku juga merindukan kenangan yang seharusnya tidak boleh muncul kembali di
otakku. Kenangan itu sebenarnya sudah kukunci dalam ingatan, tapi begitu
melihat pantai Harlem, terpaksa ingatan tentang kenangan itu muncul dengan
sendirinya layaknya pemutaran film bioskop.
Aku
enggan untuk menghentikannya, biarkan saja toh aku tidak selamanya ada disini.
Aku akan kembali lagi ke Jakarta dan kenangan itu akan menghilang dengan
sendirinya seiring dengan kesibukanku di kantor. Jadi selama aku disini, aku akan
membiarkan kenangan itu untuk keluar.
Aku
terus melangkah sambil sesekali bermain dengan deburan ombak yang menghampiri
kakiku saat mataku menangkap siluet seseorang. Lebih tepatnya seseorang yang
kukenal, sangat. Aku berhenti dan menatapnya cukup lama. Seorang laki-laki
sedang berada di tebing, duduk menyendiri. Wajahnya tidak terlalu kentara
karena tertutupi rambut coklatnya yang mengenai dahi. Belum sempat aku memutar
balik tubuh untuk menghidarinya, laki-laki itu menoleh.
Pandangan
kami beradu seiring detak jantungku yang semakin tidak terkendali. Ini tidak
boleh terjadi, pikirku. Aku harus menghindari orang itu, berlari secepat
mungkin kalau diperlukan, tapi kakiku rasanya mati rasa. Aku diam di tempat
sampai menyadari kalau laki-laki itu sudah ada dihadapanku, menatapku dengan
binar yang sudah lama tidak kulihat.
Ricky.
Itulah nama yang pertama kali terlintas di otakku.
“Ev…”
panggil Ricky. Suaranya pelan tapi lembut, membuatku terpana sejenak. Padahal
sudah sangat lama aku tidak melihatnya, tapi debaran di dadaku ini masih sama
saat terakhir kali kami bertemu.
Aku terus menatapnya tanpa bicara, aku
merindukannya. Itu benar dan aku tidak ingin menampik kenyataan yang ada, tapi
rasanya aku harus memendamnya lagi, ini terlarang.
“Kau
akhirnya kembali Ev. Kau tahu, aku selalu menantikanmu. Orang-orang desa
berpikir kalau kau tidak akan kembali, tapi aku yakin kau kembali. Dan
sekarang, semuanya terbukti.” Ricky terus berbicara dengan senyum yang makin
melebar dan binar kegembiraan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Lalu
tanpa kuduga, dia memelukku. Meluapkan kegembiraannya. Sedang aku?
Aku
hanya bisa terpaku. Aku bingung harus bereaksi apa, jika aku membalas
pelukannya, aku takut dia berharap lebih tapi jika tidak, aku juga takut karena
aku masih sangat menyayanginya walau hati ini melarang untuk melakukannya.
“Kau
baik-baik saja?” tanya Ricky, seolah mengerti gestur tubuhku yang hanya diam
saja. Aku menggeleng pelan, lalu melepaskan diri dari pelukannya. Sungguh ini
situasi yang sulit bagiku, aku ingin sekali memeluknya, meluapkan kerinduanku
padanya, tapi aku siapa? Aku bukan siapa-siapa Ricky lagi.
“Dimana
Julia?” tanyaku datar. Kening Ricky berkerut, seolah tidak mengerti maksudku.
Dia diam sejenak lalu menghela nafas.
“Kenapa
kau menanyakan Julia. Aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu Ev.” Jawab
Ricky.
“Kau
tidak boleh mencintaiku lagi Ric. Tidak.” Kataku tegas.
“Kenapa
Ev? Aku tahu aku salah, tapi aku tidak pernah mengkhianati cinta kita. Aku
sungguh masih mencintaimu.” Ricky mencoba menjelaskan semuanya, tapi percuma
saja. Aku tetap tidak bisa kembali padanya walaupun perasaan ingin memilikinya
lagi masih ada.
“Tapi
aku udah nggak bisa, Ric.” Ucapku, berusaha untuk tidak bergetar. Tapi percuma.
Suaraku benar-benar bergetar.
“Kenapa
lagi, Ev? Kurang cukupkah penantianku selama ini. Aku terus menunggumu. Aku
bahkan belum menjalin hubungan dengan perempuan selain dirimu. Aku hanya
mencintaimu.” Jelas Ricky berusaha menyakinkanku.
“Julia?”
aku mengoreksi ucapan Ricky. Julia juga perempuan yang menjalin hubungan dengan
Ricky dibelakangku.
“Dia
menjebakku, Ev. Kau harus percaya padaku.” Dia menatapku, dan aku tahu kalau
sinar dimatanya sendu, mungkin sudah lelah menantiku kembali.
“Lalu
bagaimana dengan Mas Johan?” kataku pelan. Aku takut mengatakan kebenaran, tapi
aku juga tidak ingin membohongi Ricky.
Ricky
tampak kaget, “Siapa Johan, Ev? Kau punya pacar lagi. Kalau iya, kau hanya
harus meninggalkannya dan kembali padaku. Aku tahu kau masih mencintaiku. Kau
tidak bisa membohongiku, Ev. Aku tahu siapa kamu.”
“Dia
bukan pacarku. Dia suamiku. Aku bahkan sudah punya dua anak darinya. Mana
mungkin aku bisa meninggalkannya, Ric. Itu konyol.” Teriakku marah. Akhirnya
kata-kata itu meluncur juga dari mulutku setelah sebelumnya, kalimat itu
tersendat di tenggorokan.
Aku
tidak mendongak untuk mengetahui ekspresi Ricky, tapi aku yakin dia terkejut.
Dia terhuyung ke belakang, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja di terimanya.
Aku hanya bisa menangis tertahan dan tetap diam ditempatku berada.
“Kau
bohong Ev. Aku tahu ini hanya leluconmu karena kau masih marah padaku, iya
kan?” suara Ricky bergetar. Dia lalu mencengkeram bahuku, mendongakkan kepalaku
untuk melihat apakah aku berbohong dari sinar mataku. Tapi percuma, karena
semua yang kukatakan adalah kebenaran.
“Kau
tahu aku selalu jujur padamu, Ric. Mas Johan adalah penyembuh luka hatiku kala
kau mengkhianatiku. Dia selalu ada disampingku saat aku dalam keadaan terpuruk.
Jadi sangat sulit untuk meninggalkannya hanya untuk bersamamu. Maaf, tapi aku
tidak bisa.” Aku tahu suaraku bergetar saat mengatakan itu, tapi aku harus
membuat keputusan. Aku tidak ingin Ricky berharap lagi padaku, karena dia juga
berhak bahagia walaupun tidak dengan diriku. Aku melepas tangannya lembut dan
pergi perlahan meninggalkan Ricky, cinta pertamaku.
NxBet - Xn - Xn - 1XBET - 1XBET - 1XBET
BalasHapusXn 메리트카지노 - 1XBET - 1XBET - Xn 온카지노 - 1XBET - 1XBET 1XBET - 1XBET - 1XBET. 1XBET - 1XBET. 1XBET - 1XBET. 1XBET - 1XBET. 1XBET. 1XBET. 1XBET - 1XBET.