Untuk Iskandar,
seseorang yang tidak bisa kulihat bahkan kutemui hari ini dan selamanya.
Darimu, kutemukan diriku. Darimu, aku mengenal arti
“Saudara”. Kepergianmu menyadarkanku arti sebuah kehilangan. Kehilanganmu
mengajarkanku arti keberadaan. Kamu yang selalu ada, menjadi bagian dari hidup
bahkan diriku sendiri. Kau, membuatku menyadari arti sebuah pengorbanan.
Terimakasih, karena telah menyadarkanku. Kau, inspirasiku. Kau membuatku
menjadi seseorang yang mau berharap, bahwa hari esok pasti ada.
“Kenangan, kadang
terasa lebih nyata dari kenyataan. Seberapa pun besarnya perjuangan membuat
kenangan itu jadi nyata, kenangan hanya hidup dalam ingatan.”
Satu hal yang betul-betul kusuka darimu adalah sikap
perhatian darimu padaku. Tidak, tentu caramu tidak sama dengan cara laki-laki
lain yang memberi perhatian. Kamu memiliki cara sendiri untuk memberi
perhatian. Kamu memperhatikan hobi dan kesenanganku yang mungkin tidak bisa
dilakukan oleh laki-laki lain.
Sekeras apapun aku mencoba untuk melupakanmu,
sekeras itu pula kau hadir dalam setiap mimpiku. Jadi, untuk yang terakhir ini,
biarkan dirimu tetap hidup dalam ingatanku. Aku akan selalu mendoakanmu, disana.
Dan aku juga yakin kau pasti mendapatkan tempat paling indah disisi-Nya.
Iskandar, kau adalah aku. Dirimu adalah diriku. Kita
adalah orang yang sama meski dalam dua dunia yang berbeda. Aku tidak akan
pernah melupakanmu, karena kau istimewa bagiku. Senang rasanya pernah singgah sesaat
dalam hidupmu. Dan untukmu, kuberikan tempat tersendiri untuk mengenangmu dan
juga kenangan-kenanganmu dalam hatiku.
0 komentar:
Posting Komentar