Kegelapan dan kesedihan adalah
jiwaku. Jiwa dalam kepedihan. Sebuah jarum penusuk hati. Kau, pemilik hati ini,
yang memilih melebur dan membuat ragaku menjerit kesakitan. Kehilanganmu,
menghancurkan seluruh isi kepalaku.
Sekarang, aku tidak lagi sempurna.
Tidak ada lagi jari-jari yang menyatu dan mengikat sempurna. Tidak ada lagi
tawa bahagia diantara kita. Yang ada hanya sebuah tangan hampa menantikan
sebuah genggaman hangat dan tangis airmata.
Aku hanyalah tubuh tanpa raga. Aku
seperti cangkang tanpa penghuni. Dan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali
terisi dengan penghuni baru.
0 komentar:
Posting Komentar