Untuk Ibu keduaku…
Terimakasih…
Terimakasih…
Maaf…
Itulah kata-kata yang
ingin kuucapkan kepadamu sedari dulu, tapi waktu itu kurasa belum ada yang
tepat untuk mengungkapkannya. Kau pasti tahu bagaimana sifatku ini, aku kurang
bisa mengekspresikan kegembiraan atau kesedihan diriku dengan orang lain,
apalagi orang terdekatku seperti dirimu meskipun aku sudah menganggapmu sebagai
ibu keduaku.
Aku masih ingat kala
kau menggendongku saat masih kecil, berlari-lari kebingungan saat diriku
menangis karena kelaparan di waktu petang, kau rela berlari dengan tubuh rentamu
demi memenuhi keinginanku. Betapa mulianya dirimu.
Kau menjagaku tanpa
pamrih, saat ibu dan ayah kandungku sibuk mencari nafkah untuk masa depanku.
Kau selalu menghiburku dan membuatku nyaman bersamamu.
Bodohnya aku tidak
menyadari setiap ketulusan yang kau lakukan. Bodohnya aku membiarkanmu
merindukanku disaat-saat terakhir dirimu ada di dunia ini. Dan setelah kau
tiada, baru kusadari kesalahan ini. Betapa bodohnya aku karena belum bisa
memberikan sesuatu yang berharga kepadamu.
Masih kuingat
keinginanmu yang belum terpenuhi tentang ingin melihatku menikah, Oh sungguh,
maaf karena tidak bisa mengabulkannya saat itu. Umurku masih terlalu dini untuk
mengenal yang namanya pernikahan. Mengingat bagaimana kau mengatakannya dengan
wajah berbinar senang, membuatku mau-tidak-mau meneteskan airmata lagi.
Tidaklah cukup kata
‘maaf’ dan ‘terimakasih’ untuk membalas semuanya, apalagi menghapus kebodohanku
ini. Tapi aku sangat yakin, kau pasti bahagia disana. Aku selalu mendoakanmu
setiap hari disela-sela ibadahku. Aku hanya berharap kau bahagia disana. Aku
juga berharap kau bisa melihat pernikahanku nanti, walaupun dari atas sana.
Dari
cucu tercinta,
Gadis virgo
0 komentar:
Posting Komentar