Title
: A Long Visit
Release
Date : 22 April 2010
Asal
: Korea Selatan
Genre
: Drama, Family
Direktur
: Yup Sung Yoo
Dibintangi
: Kim Hae Sook, Jin Hee Park, Jin Yeong Jo, Saeng Mu Lee, Jung Young Ki, Ha Min
Ki, Sun Choi Young, Baek Jin Ki
Production
: Dong-A Exports, Island Pictures
“Tidak
ada yang lebih berharga daripada seorang anak. Tidak ada orang tua yang rela
anaknya menderita.” — A Long Visit
Dari
kutipan di atas, sudah jelas bahwa ibu, dimanapun berada dan di seluruh dunia
ini tidak akan rela anaknya menderita. Dia akan melakukan apapun untuk
kebahagiaan anaknya, walaupun dia sendiri harus rela merendahkan diri. Sama
seperti yang diceritakan dalam film A Long Visit.
Saya
salah satu orang yang sangat menyukai drama maupun film Korea Selatan. Dan ini
adalah salah satu film yang membuat saya tidak henti-hentinya meneteskan
airmata untuk kesekian kalinya karena cerita dalam film ini. Siapa kira-kira
yang tidak akan menangis ketika menonton sebuah film yang bercerita tentang
ibu! Apalagi seorang ibu yang berjuang keras demi kebahagiaan anaknya!
Berawal
dari seorang kakak laki-laki salah satu Universitas tahun lalu yang memberikan
film ini kepada saya saat sedang Prakerin (Praktek Kerja Industri). Dia berkata
film ini bagus dan bisa buat menangis. Jadi tanpa pikir panjang, saya dan teman
saya langsung menontonnya. Dan memang benar, kami bertiga tidak bisa menahan air
mata yang langsung disambut tatapan heran para mahasiswa lainnya. Maklum, saat
itu mereka sedang praktek, sedangkan kami yang ada dibelakangnya, menagis
sesenggukan sambil berharap semoga tidak ada yang menoleh kebelakang.
“Kapanpun
aku sedang susah, ibu selalu menghiburku. Jika aku menangis, ibu menangis lebih
dariku. Saat aku sedang sedih, hatinya pasti ikut sedih. Itulah seorang ibu.” —
A Long Visit
Sedikit
bocoran ceritanya ya, buat yang pada penasaran sama film ini :
Alur
cerita film ini mundur yaitu bercerita tentang seorang wanita bernama Jisuk
(Park Jin Hee) yang sedang menempuh perjalanan jauh menemui ibunya (Kim Hae
Suk) dan mengenang masa kecilnya. Tentang bagaimana ibunya menyayanginya dan
menjaganya dengan alasan kakak perempuannya yang telah meninggal, berbeda
dengan adik laki-lakinya yang sering dimarahi. Tentang bagaimana ayahnya yang
sering memukuli ibunya jika dalam kondisi mabuk. Juga tentang dirinya yang
tidak ingin menikah karena takut jika dia akan mendapat perlakuan yang sama dengan
yang ibunya dapatkan dari ayahnya.
Kesan
pertama setelah melihat film ini, nggak bisa berkata-kata. Film ini benar-benar
“Touch my Heart”, Trust me. Film ini seperti kisah nyata yang tidak ada kesan
berlebihan di dalamnya. Isi cerita dibuat senatural mungkin, seperti di
kehidupan sehari-hari.
Konflik
ceritanya dalam dan mampu membuat emosi saya naik turun seperti Roller Coaster
: Kadang tertawa ngakak, kadang sedih dan puncaknya, tentu saja nangis. Ada
beberapa adegan yang membuat saya tertawa karena tingkah ibu Jisuk yang bisa
dibilang kocak, apalagi saat Jisuk sedang melakukan proses persalinan anak
pertamanya. Ups, spoiler!
Dari
film ini saya banyak mengambil pelajaran. Bagaimana kita hidup tanpa ibu,
betapa besarnya pengorbanan seorang ibu, sampai mereka rela walau harus masuk
neraka demi anaknya. Menjaga kita dan berusaha membahagiakan kita bagaimanapun
caranya. Dan betapa menderitanya seorang ibu saat anak yang disayanginya harus
meninggalkannya, selamanya. Sungguh kasih ibu tiada batasnya. Dan dari film ini
saya menyadari satu hal : seorang ibu tidak pernah meminta balas apapun dari
anaknya, hanya bisa melihat anaknya bahagia atau anaknya bisa selalu disisinya
sudah membuatnya bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar