Selasa, 16 Juni 2015

[Review] Kismet



Judul : Kismet
Penulis : Nina Addison
Editor : Dini Novita Sari & Harriska Adiati
Ilustrasi Sampul : Alfi Zachkyelle
Ilustrasi Naskah & Foto : Nina Addison
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-03-1487-7
Tebal : 296 halaman
Rating : 4 dari 5 bintang

Sinopsis :
Kismet/takdir/destiny. Kata yang melibatkan semacam rahasi kosmik, yang memberi letupan kejutan di sana-sini dalam hidup seseorang, menggiringnya ke tempat ia seharusnya berada.

Konsep itu menggelikan bagi Alisya.

Tetapi ketika di tengah hiruk pikuk New York City ia bertemu dengan Cia, perempuan yang seketika menjadi sahabatnya, Alisya bertanya apakah takdir sedang bekerja?

Lalu muncul Raka, satu-satunya cowok yang bisa membuat Alisya jatuh cinta . Lelaki, lagi-lagi, dibawa takdir masuk ke hidupnya. Sayangnya, takdir yang satu ini berpotensi menghancurkan persahabatannya dengan Cia. Jadi, mana yang harus ia pilih?

Orang bilang persahabatan itu kekal, untuk seumur hidup. Namun, bukankah cinta sejati juga demikian?
***
“Kalau nggak buat cari pasangan hidup, lantas buat apa dong orang pacaran? That’s why I think when I fall in love, I will fall hard. Gue harus mastiin dulu di awal bahwa the guy worth the wait.” —Alisya

Berawal dari sebuah insiden tak mengenakkan di sebuah toko buku di Manhattan yang akhirnya mempertemukan Cialisa dengan Alisya. Mereka berdua sama-sama lari dari masalah, Cia meninggalkan bangku kuliah karena dipaksa oleh orang tuanya sehingga dia memilih untuk kabur dan menetap di New York sedangkan Alisya, memilih untuk melarikan diri dari kekacauan yang terjadi di keluarganya setelah kedua orangtuanya bercerai. Mereka lalu mulai berbagi cerita mengenai perjalanan hidup serta cowok yang pernah singgah dalam hati masing-masing.

Urusan cowok, Cia dan Alisya punya pandangan yang berbeda. Apalagi Cia, dia punya aturan-aturan yang tidak boleh dilanggarnya mengenai pasangan yang akan dipilihnya.

Aturan Pertama :
Pacar selalu satu, and fully commited to that relationship. Nggak peduli mau cowok yang beda-beda atau sama yang tapi putus-nyambung. Nggak mau diam-diam ‘buka cabang.’

Aturan Kedua :
Pasangannya harus avalaible secara fisik dan emosi. Artinya dia harus ada di tempat yang sama, bukan pacaran jarak jauh.

Aturan Ketiga :
Dia harus single. Cowok beristri, biarpun seganteng George Clooney, bye-bye! Bahkan pacar, gebetan, dan untuk beberapa kasus, mantan temen, bye-bye.

Tapi, persahabatan mereka akhirnya diuji dengan keharusan Cia pergi meninggalkan New York untuk kembali ke Indonesia karena kehamilannya dan juga kehadiran Raka ditengah-tengah persahabatan Alisya dan Cia yang langsung memporak-porandakan hati Alisya. Lalu, bagaimana akhir persahabatan mereka dan cinta segitiga yang mempertanyakan kekuatan persabataan mereka?

Finally, saya bisa menyelesaikan kisah asmara Alisya dan Raka. Perfect! Itulah kata paling pas buat menggambarkan kisah dalam novel ini. Memang sih ide ceritanya masih seputar tentang persahabatan dan cinta segitiga, tapi kali ini berbeda. Ada semacam Kismet yang dipadukan dalam kisah ceritanya. Kismet antara Cia-Alisya-Raka-Mr.Gajah. Penulis juga mampu meracik kisah persahabatan ini dengan sangat baik, apalagi selipan-selipan bahasa inggrisnya yang bikin saya keteteran buat nerjemahinnya, meskipun begitu I like that. Dari situ, saya banyak belajar bahasa-bahasa inggris baru, nambah pengetahuan juga.

Saya sangat suka dengan jalan ceritanya, bagaimana penulis bisa menjungkir-balikkan perasaan saya saat membaca kisah Alisya dan Raka. Bikin moody setengah mati karena permasalahan mereka yang bisa dibilang cukup rumit. Apalagi saat Alisya sempat patah hati waktu tahu kalau Cia suka sama Raka dan serba salah waktu Alisya tahu Raka menyukainya. I know what it feels like there is positioned Alisya, because I never felt it. (curhat dikit :D)

Tapi saya agak risi dengan improvisasi Ethan dan Raka. Sedikit juga jadi alasan kenapa saya kurang suka dan rasanya kayak nggak pas aja sedangkan diawal penulis menggunakan kata ganti orang pertama ‘aku’, ditambah improvisasi Raka yang sampai saya selesai membaca bukunya, masih nggak ngerti apa maksudnya. Mungkin kalau improvisasi Ethan dan Raka dari awal dihadirkan oleh penulis, bakal beda lagi alurnya. Jadi, saya akan tahu gimana perasaan masing-masing tokohnya. Kalau agak belakangan, duh rasanya kok udah terlambat banget ya!

“Cinta itu bisa nemplok ke lo kapan aja. Brengseknya cinta tuh gitu. Dia nggak butuh izin buat masuk ke hati lo. Nyelonong gitu aja, either lo akuin atau nggak.” —Ethan

And, I like Ethan. Yeah, semacam cowok idaman sekaligus suami-able. Cakep pinter masak pula, duhh makin kesemsem hahaha *salah fokus. Keberadaan Ethan —adik Alisya, saya rasa porsinya juga pas. Maksud saya nggak cuma dianggurin aja, alias main lewat nama doang, tapi juga punya peran penting dalam membuat Alisya bisa move on dan nggak terus terpuruk dalam penyesalan selama satu tahun. A year? Bukan waktu yang singkat, men! Apalagi dia terus-terusan merasa bersalah karena telah merusak persahabatannya dengan Cia yang sudah terjalin selama lima tahun.

I agree with Cia statement about boyfriend, saya juga termasuk orang yang anti kalo harus ngrebut cowok pacar sendiri. Karakter tiap tokohnya yang beda-beda makin nambah meriah ceritanya, terutama Alisya dan Ethan yang bikin mood langsung naik dan kadang ketawa lewat pertengkaran-pertengkaran “nggak penting” mereka.

Di novel ini, saya masih menemukan adanya typo. Nggak banyak sih, tapi bikin risi juga ngeliatnya apalagi selalu saya temukan di akhir sebuah percakapan. Yup, tanda petik (”) yang selalu terlewatkan di setiap akhir percakapan. Sebenarnya diawal-awal nggak ada, baru agak belakang saya menemukan typo-nya.

Saya suka dengan sikap Raka. He’s gentlemen boy, you know. Bagaimana dia memperlakukan Cia dan Alisya dengan sangat berbeda. Dia hanya menganggap Cia just only friend, tapi berbeda dengan Alisya, karena dia menganggap perempuan itu special. Semacam, sudah ada kismet diantara Raka dan Alisya saat pertama kali bertemu. Gawdd, I melt so if there in position Alisya with an abundance of attention devoted Raka.

Buku ini memiliki pesan moral persahabatan yang cukup kental, apalagi saat Cia mengalami masa-masa terpuruknya, Alisya selalu berusaha untuk selalu ada disamping Cia. Saya bisa merasakan bagaimana khawatirnya Alisya saat Cia tidak kunjung datang saat mereka berencana untuk bertemu di sebuah klinik. Bagaimana paniknya Alisya sewaktu mencari keberadaan Cia dan takut kalau-kalau Cia melakukan hal-hal diluar kesadaran perempuan tersebut. Bunuh diri, misalnya.

Dari ulasan saya, pasti udah pada tahu-kan gimana ending ceritanya? I’m enjoyed to read this book, and I hope you are soo.

Last not but least, saya merekomendasikan novel ini buat kalian-kalian yang memang percaya dengan kismet/takdir/destiny serta kebahagian di setiap akhir cerita.

“Lo pikir di dunia ini yang namanya cinta sejati tuh kayak apa? Yang penghuninya nggak pernah berantem? Yang mulus dan lancar, macam ‘a walk in the park?’ Salah,Al! Cinta sejati itu penuh bompel-bompel, growakan, tambah sana-sini, retak sana-sini. But guess what? Ketika dia masih bernyawa, dia akan tumbuh kuat selepas tiap cobaan yang datang.” —Cia

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon