Senin, 25 Mei 2015

[Review] ToBa Dreams



 Judul : ToBa Dreams
Penulis : TB Silalahi
Penyunting : Farahdiba Agust
Pemindai Aksara : Muhammad Bagus SM
Penata Letak : desain651@gmail.com
Pembuat Sampul : Iksaka Banu
Foto-Foto Koleksi Film ToBa Dreams
Penerbit : Kaurama Buana Antara
Tanggal Terbit : Februari, 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-72024-0-5
Tebal : 248 halaman
Rating : 4 dari 5 bintang

Sinopsis :
Inilah kisah tentang cinta yang terlalu mencintai. Sejenis cinta yang acap kali tersesat dalam usahanya menggapai kesejatian. Seperti Sersan Tebe, tokoh utama dalam kisahan ini, yang mendidik anak-anaknya layaknya pasukan tempur, karena kecintaannya yang luar biasa kepada mereka. Maka ketika Ronggur, anak sulungnya, memberontak terhadapnya, terjadilah konflik mendalam antara ayah dan anak. Ronggur, yang sesungguhnya mewarisi tabiat keras ayahnya, menemukan cinta dalam diri Andini, seorang wanita muslim yang berbeda agama keluarga Sersan Tebe.

Mimpi Sersan Tebe adalah hidup damai dengan mengandalkan uang pension tentara, memilih pulang kampung di tepi Danau Toba. Tetapi Ronggur menolak hidup apa adanya. Ia ingin membuktikan bahwa selama ini ayahnya salah memilih jalan hidup. Dengan penuh siasat, Ronggur menjelma menjadi pentolan mafia narkoba dan merebut Andini dari orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka.

Apakah pada akhirnya setiap anak manusia sanggup merenangi sungai takdirnya dengan bahagia? Di antara gemerlap Jakarta dan ketenangan Danau Toba. Sersan Tebe, Ronggur, dan Andini merajut drama perjalanan mereka. Di Danau Toba jualah mimpi-mimpi dan cerita cinta mereka bermula.
***
“Tapi kamu perlu tahu, aku nggak butuh materi. Kalau kamu bilang sanggup memenuhi kebutuhan hidupku, itu bohong. Aku juga nggak mengharapkan itu. Asal cukup tahu kalau aku ini anak tunggal. Aku ini orangnya manja, posesif, egois, dan pencemburu. Sudah siap dengan itu?” — Andini

Sersan Tebe, yang sudah menjadi seorang mantan tentara yang pension saat berusia 55 tahun, berharap lebih pada anak bungsunya, Taruni agar menjadi seorang TNI setelah sebelumnya anak sulungnya, Ronggur enggan untuk menjalani titah ayahnya dan lebih memilih untuk nongkrong nggak karuan dengan teman-temannya sedangkan Sumulung, putra keduanya yang meskipun prestasi akademisnya biasa-biasa saja, masih diharapkan oleh Sersan Tebe untuk bisa mengikuti tes akademi militer, cita-cita lama dari ayah Sersan Tebe.

“Ini bukan batalyon! Kami bukan prajurit Ayah yang harus tunduk perintah komandan! Kami anak-anak, juga punya hak menentukan masa depan sendiri!” —Ronggur

Tebe merasa gagal sebagai seorang ayah karena tidak bisa mendidik anak-anaknya terutama Ronggur, yang sudah 2 tahun drop out kuliah dan masih menganggur. Oleh karena itu, setelah masa pensiunnya, Tebe berencana untuk pindah ke kampung halamannya, Danau Toba. Mungkin dengan keputusannya itu Ronggur bisa merubah sikap buruknya dan mendapatkan pekerjaan. Awalnya Ronggur enggan utuk mengikuti perintah ayahnya karena dengan begitu dia harus berpisah dengan Andini —perempuan yang sudah dipacarinya selama 5 tahun, tapi karena itu permintaan ibunya, akhirnya Ronggur mau menuruti perintah ayahnya.

Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Ronggur di Toba, tapi kehadiran Togar sedikit banyak membuat kerinduan Ronggur terhadap teman-temannya di Tempoa dan Andini terobati.

Ini adalah sebuah cerita keluarga dengan peliknya masalah yang terus berlangsung seakan mempertanyakan, “Mampukah kau menghadapi setiap jengkal permasalahan dihadapanmu dan menyelesaikannya?”

Bagian pembuka, kita sudah disuguhi bagaimana keteguhan Tebe untuk menjadi seorang Tentara, bagaimana kegigihannya dalam mencapai cita-citanya itu. Dan saya sangat yakin kalau buku ini akan banyak membuat saya bisa belajar tentang banyak hal yang tertunya sangat berharga.

Saya merasa sebagian kisah ini, terselip banyak pengalaman pribadi dari penulisnya. Ceritanya mengalir begitu saja seakan-akan penulis memang pernah mengalaminya. Gaya bahasanya ringan dan mudah saya mengerti meskipun banyak hal-hal yang berkaitan dengan Tentara. Dalam novel ini saya juga serasa diajak jalan-jalan oleh penulisnya melalui penjelasan-penjelasan saat Ronggur kembali ke Tarabunga.

Dari kisah ini, saya jadi tahu lebih banyak tentang kehidupan seorang Tentara Pembela Negara Republik Indonesia. Saya pikir mereka orang yang termasuk berkecukupan dan terkesan mewah, tapi persepsi saya dipatahkan dalam cerita ini. Betapa kekurangannya mereka, padahal mereka adalah pembela Bangsa Indonesia, merelakan nyawa untuk melindungi Negara tapi sayang mereka tidak mendapatkan sesuatu yang pantas dari apa yang mereka korbankan : nyawa.

“Kamu sudah menahan hatiku. Ke mana pun aku pergi, aku akan kembali kepadamu.” —Ronggur

Saya suka sekali dengan karakter masing-masing tokohnya yang kuat dan berbeda-beda. Apalagi novel ini sudah difilm-kan, jadi banyak membantu saya untuk bisa membayangkan ceritanya dan bisa dengan mudah masuk dalam alurnya. Untuk aktor dan aktris filmnya saya sangat setuju kalau Vino G. Bastian dan Marsha Timoti yang memperankannya (hehe). Bener-bener cocok dengan karakter Ronggur yang blak-blakan dan Andini yang selalu punya pembawaan yang tenang. Dan saya yakin kalau film-nya akan sama bagusnya dengan cerita dalam novelnya *berharap banget bisa nonton.

Banyak sekali pelajaran yang bisa saya petik dalam novel ini, terutama semua perilaku Sersan Tebe yang saya anggap sangat terpuji. Dia berusaha membuat kampungnya kembali indah lagi dan dia juga tidak pelit dalam menyebarkan ilmunya sewaktu menjadi seorang Tentara kepada masyarakat desanya terutama dalam hal membersihkan lingkungan sekitar. Patut untuk dicontoh, apalagi bagi anak muda yang memang kadang suka banget ngelanggar lalu lintas, dan secara nggak sadar selalu buang sampah sembarangan *ya kayak saya ini, Eh!!

Yang paling membuat saya senang membaca novel ini adalah tidak adanya typo. Saya sangat bersyukur sekali dengannya karena dengan begitu saya bisa membaca tanpa masalah. Karakter untuk setiap tokoh juga dijelaskan secara gamblang di bagian-bagian terpisah di dalam cerita yang membuat saya semakin menyukai cerita dalam novel ini.

Last not but least, saya merekomendasikan novel ini buat kalian-kalian yang mau meraih mimpi tanpa menghalalkan segala cara.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon