Kamis, 30 April 2015

[Review] Endless Love




Judul : Endless Love
Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penyunting : Arumdyah Tyasayu
Proofreader : Dini Novita Sari
Cover Designer : Angelina Setiani
Ilustrasi Isi : Frendy Putra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Januari, 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-44-4
Tebal : 278 halaman
Rating : 2 dari 5 bintang


Sinopsis :


Mereka dipertemukan oleh seutas benang merah.

Bermula dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah, kenangan-kenangan manis di antara mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, salah seorang dari mereka memilih untuk mengubur kenangan itu dalam-dalam.

Siapa yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin perwakilan perusahaan Red Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya adalah pria yang selalu penuh dengan tawa?

Dan siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En, pelukis jalanan yang selalu menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah wanita yang hidup penuh kemewahan?

Saat mereka bertemu kembali, dapatkah kenangan tentang benang merah itu menghadirkan kebahagiaan bagi kedua orang tersebut?

Atau… malah sebaliknya?

***

“Kau adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku. Tuhan menghadiahkan kau padaku, atas semua kesabaranku. Seperti hadiah natal. Karena aku sangat tegar, jadi Tuhan akhirnya menghadiahkanku dirimu yang begitu indah. Menghadiahkanmu padaku.” —Liang Jing Hao

Liang Jing Hao tidak menyangka bahwa rak gantungan baju yang dibawanya lari karena dikejar oleh polisi akan membuat dirinya mendapat masalah. Gantungan baju miliknya secara tidak segaja membuat benang merah rok seorang wanita tersangkut. Alhasil, mereka berdua harus berlarian bersama. Sementara Jing Hao berlari karena kejaran polisi, sedangkan wanita bernama Rui En harus berteriak menghentikan Jing Hao agar rok miliknya tidak semakin pendek. Ya, Tuhan seolah sedang bercanda pada mereka dengan membuat untaian benang merah panjang yang menghubungkan mereka berdua.

“Pria dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada akhirnya akan menikah, menjadi sepasang suami istri” —hal.67

Setelah kejadian itu, perasaan aneh membuat mereka semakin dekat. Ya, Jin Hao mencintai Rin En, begitu juga sebaliknya. Cinta mereka awalnya berjalan dengan saat baik, hingga saat waktu pernikahan, hal yang tidak diinginkan-pun terjadi. Jin Hao menghilang…

Selama tiga tahun, Rin En selalu setia menanti kepulangan Jin Hao, dia percaya bahwa laki-laki yang disukainya itu akan kembali. Dia melepaskan semua-nya, melepaskan mimpinya untuk pergi ke Paris, melepaskan diri dari segala kekayaannya dan tinggal dirumah yang dulu pernah ditempati oleh Jin Hao dan juga memilih menjadi seorang pelukis jalanan dan selalu datang ke bandara untuk menunggu kepulangan Jin Hao.

Lalu setelah akhirnya Jin Hao kembali, apakah hubungan mereka tetap berlanjut seperti dulu, atau malah sebaliknya?

Awal baca-nya agak bingung dengan alurnya, tapi lama-kelamaan bisa masuk juga ke dalam alur ceritanya walaupun sedikit monoton sih ceritanya! Belum dapet feel gitu, maksudnya. Apalagi banyaknya tokoh dalam novel ini, sedikit membuat saya kebingungan dan selalu membalikkan halaman sebelumnya untuk mencari lagi tokoh serta peran mereka. Maklumlah, namanya hampir sama semua makanya saya kebingungan untuk mengingat satu-per-satu peran mereka.

Dan yang paling membuat saya kecewa adalah tidak adanya pembatas antara kejadian yang satu dengan yang lain, apalagi di dalam cerita ini saya menemukan banyak sekali hal itu. Kesannya jadi terlalu mendadak dan membuat saya kelimpungan, dari adegan yang ini lalu tiba-tiba langsung beralih ke adegan yang lain. Seharusnya ada jeda, di-spasi mungkin juga bisa biar ada jaraknya, jadi pembaca tidak dibuat kebingungan.

“Lihatlah lebih dekat ke dalam hatimu! Kalau tidak mampu melepaskannya, maka peganglah dia dengan erat. Kalau dia tidak mencintaimu, ya kau lepaskanlah dia dengan ikhlas, jangan pikirkan dia lagi! Kau kan Cuma perlu memilih satu di antara dua, apa susahnya, sih??” —Liang Jin Hao

Walaupun mencoba untuk mendapatkan feel dari ceritanya, tapi entah kenapa saya nggak bisa tersentuh saat membaca novel ini. Ceritanya, kesannya, biasa-biasa aja nggak ada yang special banget. Hampir mirip dengan novel Korea kebanyakan —menurut saya. Unsur benang merahnya memang ada, tapi kurang greget. Terlalu banyak flashback—nya, jadinya alur majunya kurang dapet. Walaupun alur mundur itu perlu karena untuk mengetahui kenapa para tokohnya berubah sikap, tapi kalo banyak-banyak ya nggak bagus juga.

Tapi meskipun begitu, saya amat sangat salut dengan penulisnya, Wu Xiao Yue yang konsisten saat mengungkapkan karakter para tokohnya. Tidak ada yang secara mendadak berubah drastic, semua diatur dengan cara apik dan tentunya dengan sebab yang pasti sehingga para pembaca mengerti mengapa para tokohnya berubah sifat.

Di cerita ini, kesel banget sama tokoh Jin Hao. Menunggu tiga tahun itu nggak bentar lho! Lama banget dan bikin nyesek, apalagi kalau yang ditunggu itu nggak pernah kasih kabar atau kepastian. Because I ever cause, makanya aku bisa bilang begitu. Dan tentunya, aku sangat salut dengan tokoh Rui En yang mau menunggu Jin Hao.

“Ternyata, ketika jantung lupa berdetak, akan terasa sangat menyakitkan.” —hal. 111

Endingnya bikin shock dan nggak terduga tentunya! Tapi sayangnya mendadak banget, jadi kesannya ceritanya itu dipaksakan. Nggak bisa mengalir begitu saja. Yeah, saya menyayangkan hal itu. Apalagi konfliknya kurang banget. Intriknya itu nggak ada yang bikin aku shock dan bikin aku bilang WOW… ceritanya biasa aja—menurutku.

Yang paling plus itu adalah covernya. Girly banget dan aku suka. Pinky dengan ilustrasi yang cocok dengan isi keseluruhan cerita. Perpaduan warna dan semuanya itu eye catching. Apalagi semua unsur-unsur yang disebutkan dalam novel, ada semua di cover novel. Mulai dari ilustrasi wanita mengenakan rok merah yang terkena gantungan baju sampai bermacam-macam pakaian serta jins.

Last not but least, saya merekomendasikan novel ini buat kalian-kalian yang memang percaya dengan adanya ikatan benang merah.

“Pernahkah kau mendengar tentang legenda benang merah? Di mana setiap manusia diikat oleh benang merah tak kasat mata pada kelingkingnya, dan ujungnya terikat pada kelingking belahan jiwanya. Sejauh apapun mereka terpisah, suatu saat mereka akan bertemu lagi karena benang itu tidak akan pernah putus.”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon