Selasa, 06 Januari 2015

Ally – All These Lives




Ini adalah pertama kalinya saya menjadi Fist Chapters Commentator. Dan dari penggalan cerita yang berisi 17 halaman — yang bagi saya kurang itu, sudah membuat saya semakin penasaran dengan isi cerita lengkapnya. Jujur, ide-nya bisa dibilang unik dan langka. Nggak nyangka ada ide cerita yang seperti ini. Penulis membuat cerita yang langsung to-the-point dan menyentak saya tentunya.

Gaya bahasanya sederhana dan sangat mirip dengan gaya bahasa beberapa buku terjemahan. Dan saya memang sangat menyukai gaya bahasa yang seperti ini. Tidak bertele-tele dan mudah dipahami. Dan aku juga menyukai setiap alur cerita yang mengalir pelan tapi pasti dalam penggalannya. I Like It, Really. Dan aku sempat meneteskan airmata karena aku juga bisa merasakan bagaimana rasanya Ally kehilangan Albert.

Semuanya terasa wajar saat di awal cerita, akan tetapi, yang membuatnya terasa berbeda adalah saat Ally mulai mengalami Ketidakberadaan. Di sanalah rasa penasaran saya diuji karena cerita Arleen A tidak akan seringan itu. Ia selalu menuturkan sebuah bahasan yang gila. Yang sesungguhnya tidak hanya berdampak kepada saya saja mungkin kalangan pembaca remaja, dan nyaris kalangan pembaca dewasa akan mengalaminya juga.

Dari sederet hal yang menarik, poin-poin yang paling bisa saya petik dari “Ally—All These Lives” pastinya ada pada permainan sifat penokohannya, latarnya yang luar biasa menginspirasi dan sebuah peristiwa yang absurd yang sulit diuraikan dengan logika.

“This story is not just about love but also loss, lives and absence.” —Me

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon