Selasa, 29 September 2015

[Walking After You] – Berdamai dengan Masa Lalu



Judul : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 978-979-780-772-6
Tebal : 320 halaman
Rating : 4 dari 5 bintang

Sinopsis :
Masa lalu akan tetap ada.
Kau tak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An.
Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu sejak berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang ternyata tak mampu ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkah kau merasa seperti itu?
Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu?
Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka?

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.


“Kue bukan sekedar kue. Kue adalah keajaiban. Kehadiran satu potong tar yang cantik di atas meja bisa membuat seseorang tersenyum. Satu sendok krim yang benar-benar enak akan menjadikan hari orang itu sempurna. Dan, kalaupun sebelumnya mengalami hal buruk, maka kue adalah penawar pahit paling pas.” —Julian

Dalam kisah ini, aku bertemu dengan tokoh bernama Anise, yang akrab disapa dengan sebutan An. Perempuan manis yang bekerja di Afternoon Tea, toko yang menjual beraneka macam kue mulai dari tar, puff, mousse serta pai dan masih banyak lainnya. An adalah seorang asisten koki.

Darinya, aku mengetahui masa lalu yang sudah lama mengendap di lubuk hatinya tapi masih bisa menyayat hati An kala dia mengingat. Selama dua tahun, dia menyimpan rapat-rapat rahasia itu, bahkan dari kedua orang tuanya. Hanya Jinendra, lelaki penyuka salsa yang memiliki sepasang mata biru keabu-abuan dan berorama laut musim panas yang tahu apa yang mengusik An selama dua tahun ini.

Sejak kecil An jatuh cinta dengan masakan Italia, itulah yang membuatnya sangat mengidolakan sosok Jamie Oliver —Koki yang menjelajahi sejumlah kota di Italia dengan Volks Wagen tua. Namun, karena rasa bersalahnya, An memilih untuk membuang mimpi menjadi koki masakan Italia dan memutuskan untuk memulai hidup barunya dengan menjadi koki kue Perancis. Impian barunya.

An masih belum bisa berdamai dengan masa lalunya, dia beranggapan kalau dengan menjadi koki kue, dia sudah membuat dirinya sendiri merasa lebih baik. Membuat An sudah bisa menebus kesalahannya.

Lalu, di sisi kanan Afternoon Tea lebih tepatnya ruangan dapur, sosok laki-laki dengan kulit pucat dan semulus porselen, yang memiliki aroma apel, mint, dan sage tengah melakukan persiapan membuat keajaiban. Dia Julian, biasa dipanggil Ju.

Dari An pula, aku tahu kalau laki-laki tersebut sangatlah gila akan kesempurnaan. Kesalahan sekecil apa pun akan dianggap bencana olehnya. Tapi berkat laki-laki itu pula, An bisa menjadi lebih riang di dapur. Lebih banyak mengeluarkan tawa-tawa renyahnya.

Kisah An sangatlah mirip denganku. Aku juga bisa merasakan bagaimana kerinduannya yang tak terbatas itu karena kami memang sangat mirip. Dalam diri An, kutemukan diriku. Hanya, aku lebih beruntung daripada An. Aku masih bisa memandang dan bertemu dengan separuh diriku, sedangkan An tidak.

“Pelangi yang muncul setelah hujan adalah janji alam bahwa masa buruk telah berlalu dan masa depan akan baik-baik saja.” —Arlet

Rasanya sangat sulit buat nggak spoiler ya! Tapi mudah-mudahan nggak spoiler ulasan saya ini.

Emosi yang dihadirkan oleh penulis sangat terasa. Bahasa yang digunakan oleh penulis juga sangatlah lembut seperti soufflé cokelat buatan Ju, ya selembut kue Perancis tersebut :D Memang baru pertama kali baca novel karangan Mba Windry dan rasanya pengen baca novel karangan Mba Windry yang lainnya. Ketagihan #hehe.

Menggunakan sudut pandang orang pertama, membuat saya serasa menjadi An. Seakan-akan saya-lah yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Bukan cuma jadi penonton, tapi ikut bermain di dalamnya.

Ide ceritanya tentang berdamai dengan masa lalu. Penulis mampu mengolahnya dengan sangat baik dan karakter An sebagai tokoh utama sangatlah kuat. Bagaimana An sangat kesulitan untuk berdamai dengan masa lalu dan merasa apa yang An lakukan dengan menjadi koki kue sudah benar. Kisah masa lalu An yang diselipkan penulis di tengah-tengah membuat cerita ini makin menarik dan membuat saya makin penasaran dengan ending ceritanya. Walaupun endingnya udah bisa ketebak arahnya, tapi saya nggak kecewa udah baca kisah An.

Saya merekomendasikan novel ini untuk yang sulit berdamai dengan masa lalu, yang pernah melakukan kesalahan, yang pernah berharap bisa memutar ulang waktu dan memperbaiki kesalahan yang pernah ada. Novel ini cocok untuk kalian.

“Untuk melepaskan masa lalu, yang harus kau lakukan bukan melupakannya, melainkan menerimanya. Dengan menerima, kau punya kesempatan untuk belajar memaafkan diri sendiri.” —An

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon