Kamis, 30 April 2015

[Review] Romansick



 Judul : Romansick
Penulis : Emilya Kusnaidi
Editor : Irna Permanasari
Desain Sampul : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2015
Edisi : Cetakan Pertama
Tebal : 280 halaman
ISBN : 978-602-03-1278-1
Rating : 3 dari 5 bintang

Sinopsis :
Her life was almost perfect. Pekerjaan sebagai editor di majalah fashion ternama, rekan kerja yang baik hati meskipun doyan gosip, serta dua sahabat cowok yang selalu ada ketika dibutuhkan. So what a girl could ask for more? Well, please underline the ‘almost’ part.

Audrey ‘Dre’ Kahono jatuh cinta setengah mati dengan Eren, sahabatnya —namun nggak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan hal itu. Sebuh pengakuan mendadak dari Eren membuatnya terseret dalam insiden penuh kesialan yang berujung pada serentetan drama baru : pertemuan tanpa sengaja dengan Austin yang moody setengah mati, insiden di pelataran parkir, dan belum lagi soal liburan ke Bintan yang mendadak namun berakhir mengejutkan!

Austin yang persisten mendekati Dre membuat Dre kesal tapi lama-lama suka. Nah, masalahnya, ketika Dre mulai dekat dengan cowok lain, Erem malah kelihatan uring-uringan. Belum lagi drama antara Dre dan Eren berakhir, Austin malah menambah drama baru dalam kehidupnya…

***

“You don’t just sit there, waiting some miracles to happen. Sometimes you just have to work it.” —Tara

Audrey ‘Dre’ Kahono, seorang perempuan yang bekerja sebagai executive editor di Jalouse, memiliki rekan kerja bernama Germaine dan Kelsa yang hobi bergosip, dua sahabat laki-laki —Tara dan Eren yang selalu ada ketika dibutuhkan. So What a girl could ask for more?

Well, Dre jatuh cinta setengah mati dengan Eren— sahabatnya sendiri selama sepuluh tahun. What? You said that love? It’s not love, but obsession —menurutku. Ya, selama sepuluh tahun dan selalu di pendamnya tanpa mampu mengungkapkannya. Bukankah wanita hanya bisa menunggu! Apalagi Eren tipe laki-laki yang cukup kolot karena tidak peka terhadap perhatian yang diberikan oleh Dre kecuali Tara yang memang tahu bahwa Dre sangat mencintai Eren.

“Love is that condition in which the happiness of another person essential to your own. Bullshit.” —Audrey

Belum cukup dengan masalah percintaannya yang masih menggantung, Dre dihadapkan pada pengakuan Eren. Laki-laki itu akan melamar pacarnya —Ayuna. Wow…Surprise! Dan apa yang terjadi dengan Dre? Tentu saja hancur-se-hancur-hancurnya. Wanita mana yang tidak terluka mendengar laki-laki yang dicintainya akan melamar perempuan lain.

But, seperti menguji kesabaran dan ketegaran Dre serentetan masalah mulai menghampirinya setelah aksi pengakuan dari Eren. Insiden di pelataran parkir yang membuatnya bertemu dengan Austin Cheo ( The devil in flesh ), yang selalu membuatnya uring-uringan karena sifat Austin yang moody setengah mati, tapi lama-lama suka cowok itu hingga membuat Dre melupakan Eren. Belum lagi liburan ke Bintan yang mendadak namun berakhir mengejutkan!

Bagaimana tidak mengejutkan, setelah apa yang dialami oleh Dre bersama Austin selama beberapa hari dan sampai akhirnya Dre harus mengakui kalau dia ada feel dengan Austin, laki-laki itu ternyata hanya memanfaatkannya. Memanfaatkan ketidaktahuannya untuk membuat cemburu Sissy —sahabat Austin yang menyukai laki-laki itu tapi malah memilih Eric.

Akan banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga dalam novel ini. Are you ready to read this book and follow Dre love story?

Sudah sangat lama saya tidak membaca novel dengan genre romance yang sangat kental, jadi saya memutuskan untuk membaca novel ini. Dan saya akui saya menyukainya. Kisah persahabatan dengan selipan cinta di dalamnya. Yeah, memang benar seorang laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa menjadi seorang sahabat, never!

Konfliknya bisa berbaur dengan sempurna. Banyak kejutan-kejutan yang saya temukan dalam novel ini, terutama dalam karakter Dre, Tara dan Eren yang memang bervariasi. Dre yang memang blak-blakan, Tara yang suka jahil, serta Eren yang memang “lamban” dalam segala hal terutama dalam hal mengenali perasaan Dre. Gemes banget sama karakter Eren yang memang lelet dan lamban itu dan juga Dre yang hanya bisa pasrah saja selama sepuluh tahun. Sepuluh tahun, men! Bukan waktu yang lama buat mendem perasaan. Yeah, walaupun tidak dipungkiri bahwa saya pernah melakukan hal yang sama dengan Dre, tapi tidak se-ekstrim Dre karena saya hanya bisa bertahan selama tiga tahun saja, setelahnya saya menyerah. It really isn’t easy, if you really never experienced it too.

“If I told him my feelings, I’ll lose him, and I can’t afford to lose you too and ruin this friendship.” —Audrey

Intrik yang disajikan membuat saya tidak bisa melepas barang sedetik pun dari membaca novel ini. Unsur romance-nya sempurna dan bercampur dengan baik. Apalagi dengan kehadiran Austin, laki-laki yang memang sangat mengincar (?) Dre. Haha, agak ekstrim memang pemilihan kata saya, tapi memang itulah yang dilakukan Austin untuk mendapatkan hati Dre. Austin mengajak Dre an ordinary lunch. Dan saat Dre marah dengan Austin yang sikapnya memang menyebalkan, laki-laki itu hampir setiap hari mengirim buket mawar jingga dengan lili putih yang kelihatan glamor serta paperbag cokelat bertuliskan “Kaleandro” berisi dua pistachio muffin —makanan favorit Dre. Romantis, kan?

“Lucu, bahwa waktu bisa mengubah perasaan orang sebegitu cepatnya. Cuma dalam hitungan bulan dan semuanya berubah seperti itu. Gue nggak ngerti, secepat itu ya perasaan orang bisa berubah?” —Eren

Ya, memang benar. Dre sudah berubah. Sejak datangnya Austin, laki-laki itu mampu mengubah hidup Dre, menjungkir balik-kan kisah cinta Dre membuat Dre bisa menghilangkan perasaannya dari Eren —Sahabatnya. Bahkan Tara sendiri sampai takjub kepada Austin yang mampu mengalihkan perasaan Dre hanya dalam beberapa bulan. Good Job, Austin!

Aku suka banget sama covernya. Perpaduan warna-nya balance dan pas, apalagi ilustrasi dua kursi serta mejanya. Simple dan bagus bangettt!!! Walaupun ilustrasinya bagus, sampai selesai membaca saya masih tidak tahu hubungan covernya dan isi keseluruhan cerita. Tapi menurut saya tidak terlalu menjadi masalah. Untuk typo memang masih ada di beberapa halaman tapi tidak kentara.

Buku-buku dengan tema seperti ini kebanyakan berakhir dengan akhir yang bahagia. Lalu, apakah ‘akhir bahagia’ itu berlaku dalam cerita ini? You must read this book, really.

“But it’s funny when you realize that past is just a story. And once you realize this, it really has no power on you.”—hal. 273

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miss Romances Book Published @ 2014 by Ipietoon